Postingan

Rahma: A State of Mind (1)

Mungkin aku akan membuat seri tulisan dalam blog ini. Coba Dulu, kalau Gagal Coba Lagi Untuk episode pertama, aku akan curhat tentang bagaimana pikiranku menahanku dari olahraga. Aku pernah langsing. Kurus bahkan. Tidak percaya? Biarin. Tetapi setelah dibawa ke tukang pijat untuk terapi, aku jadi bulat. Tukang pijat katanya membuka katup makanan yang ada di tubuhku. Lalu keluarga kami pindah ke tempat yang agak jauh dari Si Tukang pijit dengan keadaan katup makananku yang masih terbuka. Lalu bablas jadi gemoi seperti sekarang.  Sebenarnya sampai sekarang aku tidak percaya hal itu. Toh aku juga tidak ingat. Waktu kecil, aku tidak masalah dengan tubuhku. Kalau memang gendut ya tidak apa-apa, yang penting bisa main dan sehat. Tapi kalau sudah ada yang bilang "IH SI GENDUT!" atau "IH SI GAJAH!", jujur itu membuatku minder dan sedih.  Sebagai orang yang kalau diejek malah jatuh mentalnya, aku tidak mau melakukan hal aku tidak lakukan bisa menurut orang lain. Hal ini berp

Sebuah Manfaat

Masa pandemi Covid-19 belum berakhir hingga aku masuk kuliah. Otomatis, masa pengenalan lingkungan kampus dilaksanakan secara daring. Reaksi teman-teman satu angkatanku berbeda-beda. Ada yang mengeluh, ada yang biasa saja.  Jargon yang paling banyak kutemui adalah "Ospek Kok Online?"  Aku sendiri pernah merasakan masa pengenalan yang masih seperti dulu, ada hukuman marah-marah, dan lain sebagainya yang pasti kamu pernah dengar. Ospek online memang kurang berkesan bagi sebagian orang. Menurutku, pengenalan kampus daring seperti ini sudah sangat benar mengingat pandemi belum berakhir dan Indonesia masih dalam keadaan darurat. Selain itu, semua pengerjaan tugas yang dilakukan secara daring semasa masa pengenalan, membantu mahasiswa baru membiasakan diri secara cepat untuk mempersiapkan kuliah yang juga daring. Dari persiapan gawai, hingga membiasakan diri mencatat cepat.   Aku beruntung disuruh mengenali dan sebelum menjalani. Tidak seperti kakak tingkat atau siswa siswi sekolah

Sesuatu Yang Harus di Tulis

Aku tidak sedang gabut sekarang Seperti di judul, aku harus menuliskan sesuatu sebelum aku lupa. Aku tidak membawa notes selama liburan dan aplikasi catatan sudah tidak menjadi hiburan bagiku. Maka, aku menuliskannya di sini. Poin-poin penting yang aku bisa dapatkan selama liburan adalah: 1. Kau harus mengetahui arah tujuan dan jalan yang akan di tempuh 2. Jangan terlalu mengandalkan google maps.  3. Kau harus menghemat baju 4. Tepat waktu. Kamar mandi bukan milik seorang jika berangkatnya sekeluarga. 5. Bersantailah 6. Membantu Orang tua, jangan jadi durhaka 7. Jangan lupa bawa notes Yang dapat aku terapkan di rumah: 1. Merapikan kamar dengan cara sesimpel dan seefektif mungkin sehingga ruangan terlihat luas walau minimalis. (Please, aku anak yang malas) 2. Jangan seenaknya walau di rumah sendiri. Akhirnya, sesuatu yang bermanfaat. Mungkin cukup di sini dulu. 

Sebuah Halaman

Bolehkah ku katakan kini, aku tak punya ide menulis? Sungguh. Aku bingung harus menulis apa. Aku bingung. Berapa banyak buku tulis yang harus aku isi agar tidak kosong? Aku bingung. Jenis tulisan apa yang kini tengah aku tulis? Puisi kah, atau ceritakah? Mungkin saja aku akan menarik salah satu dari banyak buku tulis ku di laman internet.  Ayolah. Aku tidak bisa mengaplikasikan pelajaran dengan baik.  Tanda baca saja aku remedial. Pantas nilai bahasa ku delapan puluh empat. Yah, mau bagaimana lagi.

Kala Sore

Sore akan tiba Namun mentari masih terik Dan aku masih disini Berpijak terdiam Menunggu kala sore Tadi aku menjauh Karena sepi Dan kini sore telah tiba Petang akan berkunjung Sampai kapan aku menunggu